Selasa, 06 Desember 2016

Klasifikasi Tuberkulosis

  Ternyata TB bukan hanya bisa di organ paru saja loh temen", penyakitnya bisa menyebar menyerang organ lain. Serem banget kan, ayo kita simak penjelasannya 

4. Klasifikasi Penyakit TB
a.                Klasifikasi berdasarkan organ tubuh yang terkena :
1)      Tuberkulosis paru
Tuberkulosis paru adalah tuberkulosiyang menyerang jaringan (parenkim) paru. tidak termasuk pleura (selaput paru) dan kelenjar pada hilus.
2)      Tuberkulosis ekstra paru
Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru, misalnya pleura, selaput otak, selaput jantung (pericardium), kelenjar lymfe, tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin, dan lain-lain.
b.                Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan dahak mikroskopis, yaitu pada TB Paru :
1)      Tuberkulosis paru BTA positif
Ø  Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif.
Ø  1 spesimen  dahak  SPS  hasilnya  BTA  positif  dan  foto toraks dada menunjukkan gambaran tuberkulosis.
Ø  1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan biakan bakteri Tb positif.
Ø  1 atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah 3 spesime daha SPS   pada  pemeriksaan sebelumnya hasilnya BTA negatif dan tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non OAT.
2)      Tuberkulosis paru BTA negative
Kriteria diagnostik Tb paru BTA negatif harus meliputi :
Ø  Paling tidak 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA negatif.
Ø  Foto toraks abnormal menunjukkan gambaran tuberkulosis.
Ø  Tidak  ada  perbaikan  setelah  pemberian  antibiotika  non OAT
Ø  Ditentukan  (dipertimbangkan)  oleh  dokter  untuk  diberi pengobatan.
c.       Klasifikasi berdasarkan tipe pasien ditentukan berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya. Ada      beberapa tipe pasien yaitu :
1)      Kasus baru : adalah pasien yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah    menelan OAT kurang dari satu bulan (4 minggu).
2)    Kasus kambuh (relaps) : adalah pasien tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat  pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh tetapi kambuh lagi.
3)      Kasus setelah putus berobat (default) : adalah pasien yang telah berobat dan putus berobat 2 bulan atau lebih dengan BTA positif.
4)     Kasus setelah gagal (failure) : adalah pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali menjadi positif pada bulan kelima atau lebih selama pengobatan.

5)      Kasus lain : adalah semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan diatas, dalam kelompok ini termasuk  kasus kronik,  yaitu pasien dengan  hasil pemeriksaan masih BTA positif setelah selesai pengobatan ulangan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar