Nah setelah tadi banyak bahas tentang tuberkulosis, sekarang pasti penasaran kan bagaimana pengobatan untuk tuberkulosis tersebut, mari kita simak penjelasan dibawah ini,
8. Tatalaksana Terapi Tuberkulosis
a.
Upada Promotif
- Penyuluhan kepada masyarakat tentang tuberculosis
(TBC)
- Pemebritahuan baik melalui spanduk, iklan, poster,
leaflet atau media lain tentang bahaya TBC, cara penularan, cara pencegahan,
faktor resiko dan lain-lain
- Mensosialisasikan tentang vaksin BCG kepada mayarakat
b. Upaya Preventif
- Vaksinasi BCG
- Menggunakan obat Isoniazid (INH)
- Membersihkan lingkungan dari tempat yang kotor dan
lembab.
- Bila ada gejala-gejala TBC segera ke Puskesmas atau
Rumah Sakit untuk memeriksakan diri sehingga dapat diketahui secara dini dan
dapat segera diobati.
c.
Upaya Kuratif
Pengobatan
tuberkulosis terutama pada pemberian obat antimikroba dalam jangka waktu yang
lama. Obat-obat dapat juga digunakan untuk mencegah timbulnya penyakit klinis
pada seseorang yang sudah terjangkit infeksi.
Tujuan Pengobatan Tuberculosis
Pengobatan
tuberkulosis bertujuan untuk :
a)
Menyembuhkan pasien dan
memperbaiki produktivitas serta kualitas hidup
b)
Mencegah terjadinya kematian
kematian oleh karena TBC atau dampak buruk lainnya
c)
Mencegah terjadinya
kekambuhan TBC
d) Memutuskan, menurunkan dan mencegah terjadinya penularan TBC
e)
Mencegah terjadinya
resistensi bakteri terhadap Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
Mikobakteri
merupakan bakteri tahan asam yang sifatnya berbeda dengan bakteri lain karena
tumbuhnya sangat lambat dan cepat sekali timbul resistensi bila terpajan dengan
satu obat. Umumnya antibiotika bekerja lebih aktif terhadap bakteri yang cepat
membelah dibandingkan dengan bakteri yang lambat membelah. Sifat lambat
membelah yang dimiliki mikobakteri merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
perkembangan penemuan obat antimikobakteri baru jauh lebih sulit dan lambat
dibandingkan antibakteri lain.
Prinsip Pengobatan TBC
Obat Anti Tububerkulosis (OAT) adalah komponene yang penting dalam
pengobatan TBC. Pengobatan TBC merupakan salah satu upaya paling efisien untuk
mencegah penyebaran lebih lanjut dari bakteri TB. Pengobatan yang adekuat harus
memnuhi prinsip :
a) Pengbatan diberikan dalam
bentuk paduan OAT yang tepat mengandung minimal 4 macam obat untuk mencegah
terjadinya resistensi
b)
Diberikan dalam dosis yang
tepat
c) Ditelan secara
teratur dan diawasi secara langsung oleh PMO (Pengawas Minum Obat) sampai
selesai pengobatan
d) Pengobatan
diberikan dalam jangka waktu yang cukup terbagi dalam tahap awal serta tahap
lanjutan untuk mencegah kekambuhan
Tahapan Pengobatan TBC
Pengobatan TBC harus meliputi pengobatan tahap awal
(Intensif) dan tahap lanjutan dengan maksud :
a) Tahap Awal (Intensif) : pengobatan diberikan setiap hari untuk secara
efektif menurunkan jumlah bakteri yang ada dalam tubuh pasien dan meminimalisir
pengaruh dari sebagian kecil bakteri yang
mungkin sudah resisten sejak sebelum pasien mendapatkan pengobatan.
Pengobatan tahap awal diberikan selama 2-3 bulan.
b) Tahap Lanjutan
: pengobatan ini merupakan tahap yang penting untuk membunuh sisa-sisa bakteri
yang masih ada dalam tubuh pasien, khususnya bakteri persister sehingga pasien dapat sembuh dan mencegah terjadinya
kekambuhan. Pengobatan tahap lanjutan diberikan 3 kali seminggu selama 4-7
bulan.
Obat Anti Tuberkulosis (AOT)
Tabel 1. Pengelompokan OAT
Golongan
dan Jenis
|
Obat
|
Golongan 1 Obat Lini
Pertama
|
§ Isoniazid
(H)
§ Ethambutol
(E)
|
§ Pyrazinamide
(Z)
§ Ripampicin
(R)
§ Streptomycin
(S)
|
Golongan 2 (obat
Suntik) Suntikan Lini Kedua
|
§ Kanamycin
(Km)
|
§ Mamikacin(Am)
§ Capreomycin
(Cm)
|
Golonga 3 (Golongan
Floroquinolon)
|
§ Ofloxacin
(Ofc)
§ Levofloxacin
(Lfx)
|
§ Moxifloxacin
(Mfx)
|
Golongan 4 (Obat
Bakteriostatik) Lini Kedua
|
§ Ethionamide(Eto)
§ Prothionamide(Pto)
§ Cycloserine (Cs)
|
§ Para amino salisilat (PAS)
§ Terizidone (Trd)
|
Golongan-5
/ Obat yang belum terbukti efikasinya dan tidak direkomendasikan oleh WHO
|
§ Clofazimine (Cfz)
§ Linezolid(Lzd)
§ Amoxilin-Clavulanate (AmxClv)
|
§ Thioacetazone(Thz)
§ Clarithromycin(Clr)
§ Imipenem(Ipm)
|
(PNPT, 2011;
PNPK, 2013; PNPT, 2014)
Tabel 2. Dosis Rekomendasi OAT Lini Pertama Untuk
Dewasa
OAT
|
Dosis
Rekomendasi
|
Harian
|
3
Kali Per Minggu
|
Dosis
(mg/kgBB)
|
Maksimum
(mg)
|
Dosis
(mg/kgBB)
|
Maksimum
(mg)
|
Isoniazid
|
5
(4-6)
|
300
|
10
(8-12)
|
900
|
Rifampisin
|
10
(8-12)
|
600
|
10
(8-12)
|
600
|
Pirazinamid
|
25
(20-30)
|
-
|
35
(30-40)
|
-
|
Etambutol
|
15
(15-20)
|
-
|
30
(25-35)
|
-
|
Streptomisin*
|
15
(12-18)
|
-
|
15
(12-18)
|
1.000
|
* Pasien berusia di atas 60
tahun tidak dapat mentoleransi lebih dari 500-700 mg per hari, beberapa pedoman
merekomendasikan dosis 10 mg/kg BB pada pasien kelompok usia ini. Pasien dengan
berat badan di bawah 50 kg tidak dapat mentoleransi dosis lebih dari 500-750 mg
per hari.
(PNPK, 2013; PNPT, 2014)
Panduan OAT yang digunakan di
Indonesia
Paduan OAT
yang digunakan oleh Program Nasional Penanggulangan Tuberkulosis di Indonesia :
Kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)3
Kategori 2 :
2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3
Disamping kedua kategori
ini, disediakan paduan obat sisipan (HRZE)
Kategori Anak : 2 HRZ/4HR
Paduan OAT Kategori-1 dan
Kategori-2 disediakan dalam bentuk
paket obat kombinasi dosis tetap (OAT-KDT). Tablet OAT KDT ini terdiri dari
kombinasi 2 atau 4 jenis obat dalam satu tablet. Dosisnya disesuaikan dengan
berat badan pasien. Paduan ini dikemas dalam satu paket untuk satu pasien.
Paket
Kombipak adalah paket obat lepas yang terdiri dari Isoniasid, Rifampisin,
Pirazinamid dan Etambutol yang dikemas dalam bentuk blister. Paduan OAT ini
disediakan program untuk digunakan dalam pengobatan pasien yang terbukti
mengalami efek samping pada pengobatan dengan OAT KDT sebelumnya.
Paduan OAT
Kategori Anak disediakan dalam bentuk
paket obat kombinasi dosis tetap
(OAT-KDT). Tablet OAT KDT ini terdiri dari kombinasi 3 jenis obat dalam
satu tablet. Dosisnya disesuaikan dengan berat badan pasien. Paduan ini dikemas
dalam satu paket untuk satu pasien.
Paduan Obat
Anti Tuberkulosis (OAT) disediakan dalam bentuk paket, dengan tujuan untuk
memudahkan pemberian obat dan menjamin kelangsungan (kontinuitas) pengobatan
sampai selesai. Satu (1) paket untuk satu (1) pasien dalam satu (1) masa
pengobatan.
Obat Anti
Tuberkulosis (OAT) disediakan dalam bentuk paket KDT mempunyai beberapa
keuntungan dalam pengobatan TB, yaitu :
1) Dosis obat dapat disesuaikan
dengan berat badan sehingga menjamin efektifitas obat dan mengurangi efek samping.
2) Mencegah penggunaan obat
tunggal sehinga menurunkan resiko terjadinya resistensi obat ganda dan mengurangi kesalahan penulisan
resep
3)
Jumlah tablet yang ditelan
jauh lebih sedikit sehingga pemberian obat menjadi sederhana dan meningkatkan kepatuhan pasien.
Tabel 3. Paduan OAT
Kategori
|
Rumus
|
Indikasi
|
Tahap Intensif
|
Tahap Lanjutan
|
1
|
2HRZE/
4H3R3
|
·
Penderita baru TB paru BTA positif.
·
Penderita TB paru BTA negatif foto
toraks positif
·
Pasien TB Paru terkontaminasi
bakteriologis
·
Pasien TB Paru terdiagnosis Klinis
·
Penderita TB ekstra paru
|
Selama 2 bulan, frekuensi
1 kali sehari menelan obat, jumlah 60 kali menelan obat
|
Selama 4 bulan, frekuensi
3 kali seminggu, jumlah 54 kali menelan obat.
|
2
|
2HRZES/
HRZE/
5H3R3E3
|
·
Penderita kambuh (relaps)
·
Penderita gagal dengan pengobatan
kategori 1
·
Penderita yang diobati kembali setelah
putus berobat (lost to follow-up)
|
Selama 2 bulan pertama
frekuensi 1 kali sehari, jumlah 60 kali menelan obat.
Satu bulan berikutnya
selama 1 bulan, 1 kali sehari, jumlah 30 kali menelan
obat.
|
Selama 5 bulan, 3 kali
seminggu, jumlah total 66 kali menelan obat.
|
Anak
|
2RHZ/
4RH
|
Prinsip dasar pengobatan
TB adalah minimal 3 macam obat dan diberikan dalam waktu 6 bulan.
Dosis obat harus
disesuaikan dengan berat badan anak
|
Selama 2 bulan setiap hari
|
Selama 4 bulan setiap hari
|
(PNPT, 2011;
PNPK, 2013; PNPT, 2014)
Paduan OAT
Sisipan (HRZE), Bila pada akhir tahap intensif pengobatan penderita baru BTA
positif dengan kategori 1 atau penderita BTA positif pengobatan ulang dengan
kategori 2, hasil pemeriksaan dahak masih BTA positif, diberikan obat sisipan
(HRZE) setiap hari selama 1 bulan.
Tabel 4. Dosis Paduan OAT KDT Kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)3
Berat Badan
|
Tahap Intensif
Tiap hari
selama 65 hari
RHZE
(150/75/400/275)
|
Tahap lanjutan
3 kali
seminggu selama 16 minggu
RH (150/150)
|
30-37 kg
|
2 tablet 4KDT
|
2 tablet 2KDT
|
38-54 kg
|
3 tablet 4KDT
|
3 tablet 2KDT
|
55-70 kg
|
4 tablet 4KDT
|
4 tablet 2KDT
|
≥ 71 kg
|
5 tablet 4KDT
|
5 tablet 2KDT
|
(PNPT,
2014)
Tabel 5. Dosis Paduan OAT Kombipak Kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)3
Tahap Pengobatan
|
Lama Pengobatan
|
Dosis per hari/kali
|
Jlh hari/ kali menelan obat
|
Isonoasid @ 300 mg
|
Rifampisin @ 450 mg
|
Pirazinamid @ 500 mg
|
Etambutol @ 250 mg
|
Intensif
|
2 bulan
|
1
|
1
|
3
|
3
|
56
|
Lanjutan
|
4 bulan
|
2
|
1
|
-
|
-
|
48
|
(PNPT,
2014)
Tabel 6. Dosis Paduan OAT KDT Kategori 2 : 2(HRZE)S/HRZE/5(HR)3E3
Berat Badan
|
Tahap Intensif
Tiap hari
RHZE
(150/75/400/275) + S
|
Tahap lanjutan
3 kali seminggu
RH (150/150) +
E(400)
|
Selama 56 hari
|
Selama 28 hari
|
Selama 20
minggu
|
30-37 kg
|
2 tablet 4KDT +
500 mg Streptomisin Inj.
|
2 tablet 4KDT
|
2 tablet 2KDT
+ 2 tablet Etambutol
|
38-54 kg
|
3 tablet 4KDT +
750 mg Streptomisin Inj.
|
3 tablet 4KDT
|
3 tablet 2KDT
+ 3 tablet Etambutol
|
55-70 kg
|
4 tablet 4KDT +
1.000 mg Streptomisin Inj.
|
4 tablet 4KDT
|
4 tablet 2KDT
+ 4 tablet Etambutol
|
≥ 71 kg
|
5 tablet 4KDT +
1.000 mg Streptomisin Inj.
|
5 tablet 4KDT
(>do Maks)
|
5 tablet 2KDT
+ 5 tablet Etambutol
|
(PNPT,
2014)
Tabel 7. Dosis Paduan OAT Kombipak Kategori 2 :
2(HRZE)S/HRZE/5(HR)3E3
Tahap Pengobatan
|
Lama Pengobatan
|
Tablet
Isonoasid @ 300 mg
|
Tablet
Rifampisin @ 450 mg
|
Tablet
Pirazinamid @ 500 mg
|
Tablet
Etambutol
|
Streptomisin Inj.
|
Jlh hari/ kali menelan obat
|
@
250 mg
|
@
400 mg
|
Intensif
(dosis
harian)
|
2 bulan
1 bulan
|
1
1
|
1
1
|
3
3
|
3
3
|
-
-
|
0,75 gr
-
|
56
28
|
Lanjutan
(dosis 3 x seminggu)
|
5 bulan
|
2
|
1
|
-
|
1
|
2
|
-
|
60
|
(PNPT,
2014)